Kamis, 31 Juli 2008

ORANG SEHAT YANG “SAKIT”

Jika kita diminta menyebutkan berbagai macam penyakit yang ada disekitar kita dan tanda-tanda fisiknya, dengan lancar kita akan menyebut: Influenza. Penderita influenza biasanya terserang deman, menggigil, bersin-bersin. Kemudian sakit kulit, dengan aneka macamnya yang meninggalkan bekas di kulit seperti kurap dan juga panu. Lalu ada juga sakit diare yang membuat penderitanya harus bolak-balik mengunjungi kamar mandi.
Tetapi siapa yang menduga kalau dalam tubuh yang sehat, aktif bekerja, segar-gemuk bisa jadi ternyata sedang “sakit” . Coba kita periksa jangan-jangan kita juga termasuk di dalam golongan orang sehat yang “sakit” seperti diungkapkan oleh Dr. R. Surya Widya Sp. KJ. Malahan orang sehat yang “sakit” ini bukan “sakit” biasa, melainkan sakit jiwa, walau masih golongan rendah.
Menurut Dokter ahli jiwa tersebut, orang sehat yang sebenarnya sedang “sakit” menampakkan beberapa ciri-ciri berikut:
1. Sangat mementingkan diri sendiri (egois) 6. Curang
2. Hutang tidak mau bayar 7. Senang korupsi
3. Tidak tahu malu 8. Tidak mau antri
4. Senang melihat orang lain susah 9. Suka melanggar ketentuan yang berlaku
5. Iri hati melihat orang lain berhasil
Jika kita renungkan lebih jauh, beberapa ciri dari penyakit jiwa golongan rendah tersebut adalah hal-hal yang sangat merusak dan menghancurkan sebuah hubungan. Mari kita mencermati hal-hal tersebut dan membuktikannya dalam kaca mata kebenaran Alkitab.

1. Egois & Iri hati (EGI)
Hubungan yang langgeng dan menguntungkan kedua pihak adalah manakala kedua pihak yang menjalani hubungan tersebut masing-masing tidak mementingkan diri sendiri. Tidak boleh ada yang berpikir “apa yang akan saya dapat dari dia?” Manusia yang berpikir dan bertindak demikian adalah manusia tipe “sedotan atau vacuum cleaner.” Sebuah kalimat bijak mengatakan “jika engkau mengharapkan seorang sahabat engkau akan selalu menunggu tetapi jika engkau mau menjadi sahabat bagi orang lain, banyak orang akan mencarimu!”
Berikutnya, sebuah hubungan akan menjadi hancur apabila kita biarkan di dalamnya tumbuh rasa iri hati terhadap apa pun juga yang dimiliki orang lain. Iri hati terhadap keberhasilan orang lain. Iri hati terhadap rezeki orang lain. Tahukah saudara …? Kabarnya, para nelayan yang menangkap kepiting membiarkan kepiting tangkapannya berada dalam sebuah ember tanpa penutup. Mereka tidak khawatir kepiting-kepiting itu akan keluar dari “penampungannya”, sebab mereka sudah tahu kebiasaan para kepiting. Biasanya jika ada seekor kepiting mencoba memanjat ember untuk “kabur”, rekan-rekannya sibuk untuk menariknya kembali di dasar ember tersebut, demikian seterusnya, siapa pun yang mencoba memanjat akan ditarik hingga kembali terjatuh.
Kalau kita senang melihat teman kita susah, kalau kita benci dengan teman kita yang ingin maju dan mencoba menghalanginya … kita tidak lebih baik dari kepiting! Pada saat seperti itulah iblis masuk dan mengacaukan hubungan kita dengan orang lain. Simaklah apa yang dikatakan Yakobus 3:14-16:
3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu
memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
3:15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.
3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

Ada dua “pukulan telak” yang dikirimkan Yakobus bagi manusia-manusia bertipe EGI (EGois & Iri.) Pertama, Yakobus memberitahukan kepada kita bahwa Egois dan iri tidak pernah bersumber dari Tuhan, tapi dari setan. So … manusia yang egois dan iri pasti bukan pengikut Tuhan. Kedua, Yakobus “memukul” dengan kata-kata tajam untuk menyadarkan manusia bahwa EGI pasti menghasilkan kekacauan dan tindakan-tindakan bodoh dan jahat! So … waspadalah … waspadalah!

2. Tidak tahu malu (TTM)
Apa yang biasa dilakukan oleh orang yang tidak tahu malu, terekam jelas dalam Amsal 9:13-17:
9:13 Perempuan bebal cerewet, sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu.
9:14 Ia duduk di depan pintu rumahnya di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota,
9:15 dan orang-orang yang berlalu di jalan, yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata:
9:16 "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada orang yang tidak berakal budi, katanya:
9:17 "Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya."

Memang dalam Amsal dikiaskan orang yang tidak tahu malu tersebut adalah seorang perempuan, tetapi kita akan memetik pesan utamanya bukan dari siapa orang yang tidak tahu malu tersebut?.
Perempuan atau laki-laki? Pesan utama yang hendak kita kenali adalah seperti apa polah tingkah orang yang tidak tahu malu tersebut?
Pertama, orang yang tidak tahu malu senang berada diantara keramaian dan selalu mencari perhatian atau menonjolkan dirinya, misalnya saja dengan dandanannya yang mencolok dan tidak pada tempatnya. Kedua, orang yang tidak tahu malu dengan bangga menceritakan pengalaman-pengalamannya, termasuk pengalamannya yang melanggar aturan-aturan.
Coba bayangkan apa jadinya jika sahabat kita ternyata orang yang tidak tahu malu? Dan masih saja di dekat kita? “CAPE’DEH….!” Pasti kita tidak tahan! Bisa jadi dia pernah meminjam dasi kita dan pura-pura lupa mengembalikan. Atau dia meminjam uang kita dan tetap sok akrab, sok baik dan jika ditagih jawabnya selalu tar-sok, tar-sok alias entar – besok, entar – besok. Kalau ternyata ada orang disekitar anda, rekan bisnis, tetangga, teman kuliah, segeralah mendoakan mereka sebab mereka sedang SAKIT JIWA!

Tidak ada komentar: