Kamis, 18 Desember 2008

Natal

Sol Justitiae

Tahukah saudara bahwa pada awalnya gereja merayakan hari raya Natal setiap

tanggal 6 Januari?. Baruah dalam perkembangan selanjutnya, yakni mulai abad IV gereja merayakan hari Natal pada tanggal 25 Desember. Sumber alasan mengapa gereja merayakan hari Natal pada tanggal 25 Desember adalah karena kekristenan di Roma berhasil mengalahkan agama kafir, yang mana agama kafir di Roma waktu itu menyembah kepada dewa “Sol Invictus” yang artinya “matahari yang tak terkalahkan”. Tetapi dalam perkembangan sejarah akhirnya kekristenan mampu “mengalahkan” keyakinan kafir tersebut. Itulah sebabnya tanggal 25 Desember dijadikan hari raya Natal untuk mengingat bahwa dewa “Sol Invictus” dapat dikalahkan dan Kristus menjadi “Sol Justitiae” yang artinya matahari kebenaran, tepat seperti tercatat dalam kitab nabi Maleakhi 4:2 yang berkata: “Tetapi kamu yang takut akan namaKu, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.”

Selaras dengan gelar “Sol Justitiae” tersebut penulis Ibrani meneguhkan kembali mengenai Kristus. Di sana dikatakan: “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan”.(Ibr. 1:3) Gelar Kristus sebagai “cahaya kemuliaan Allah” artinya adalah Kristus sendirilah sumber cahaya ilahi dan dengan FirmanNya dan Ia menopang segala sesuatu, khususnya mereka yang disebut Maleakhi sebagai “orang-orang yang takut akan namaKU.” Kristus bukanlah terang besar, tetapi sumber terang yang tak terpadamkan. Satu hal yang patut kita kagumi adalah Allah berkenan menunjukkan cahaya kemuliaanNya melalui seorang bayi yang tampil secara sederhana, bahkan tanpa daya di dalam diri bayi Yesus. Sang matahari kebenaran dan Sang cahaya kemuliaan Allah itu hadir tanpa publikasi dan hanya diketahui oleh segelintir orang saja, yaitu orang-orang Majus dan para gembala di padang Efrata.

Dalam minggu-minggu yang sibuk dengan perayaan Natal ini biarlah kita tidak akan terlena dengan kemeriahan pesta. Biarlah mata hati kita tetap terjaga dan menggenggam erat dua makna. Pertama, Ijinkan matahari kebenaran itu bersinar melalui pesta perayaan Natal. Jangan biarkan kemeriahan panggung Natal menutupi matahari kebenaran itu menyinari jiwa yang gelap dan terluka. Kemeriahan ini tidak akan berarti jika tak banyak orang disekitar kita diterangi. Kedua, Jika hari-hari ini beratnya beban hidup membungkukkan langkah tegakmu, berhentilah meratap, sebab Sang Cahaya kemuliaan itu sanggup menopangmu dengan kekuatan FirmanNya. Berhentilah meratap. Hampirilah Kristus, Sang cahaya kemuliaan Allah itu. Berserulah kepadaNya, sebab Dialah jawaban! Selamat Natal sahabatku.

catatan harian

Sava Imunisasi

Sabtu kemarin, 13 Desember 2008 pergi ke doter spesialis anak untuk imunisasi si kecil. Meski bangun pagi-pagi dan masih ngantuk, Nampak sekali raut mukanya berseri karena di tahu mau diajak pergi. Tapi sampai di depan meja dokter mendadak raut mukanya berubah marah dan tidak suka dengan dokter yang memeriksanya. Ditimbang badan sudah marah dan menangis apalagi saat jarum suntik mulai di buka di depan matanya. Tangis kerasnya makin memenuhi ruang praktek doter.

Sebagai bapak, hatiku teriris mendengar teriakan dan tangisnya. Makin tak tahan manakala melihat jarum suntik itu menembus pahanya yang berisi. Itulah sekian detik yang menyakitkan buat aku. Tetapi aku harus bersabar dan menahannya karena aku tahu itu baik untuk kesehatannya di masa depan. Saat itu pasti menyakitkan buat si kecil, tetapi kelak dia akan tumbuh kuat dengan daya tahan tubuh yang baik pula.

Peristiwa itu sama halnya dengan jeritan kita saat menghadapi ujian yang menyesakkan. Pusing…susah tidur…susah makan…dan aneka rasa lainnya yang tidak enak. Tetapi jika kita renungkan lagi dengan sabar, bukankah Tuhan kita adalah perancang agung? Seperti diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 92:6 : Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Jika Dia adalah perancang yang besar, tentu saja setiap detil peristiwa yang kita alami berada dalam garis tujuan yang tak pernah terselami oleh kedangkalan logika manusia. Dan garis tujuan yang ditarikNya itu adalah kebaikan, sebab itulah sabdaNya dalam Yeremia 29:11.

Jarum suntik imunisasi memang menakutkan bagi si kecil dan bagi aku yang melihatnya. Tetapi aku aku percaya bahwa besok anakku akan tumbuh lebih sehat dan kuat. Ujian…tantangan memang menyesakkan bagi kita, tidak ada orang yang berharap akan mengalaminya,tetapi esok pasti menghasilkan buah, tepat seperti dijanjikanNya: Ibrani 12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.