Kamis, 11 Desember 2008

coretanharian

Pulang Kampung Lagi….

Semalam pergi bersama istri dan pulang saat malam sudah semakin larut, jam menunjukkan angka 11 saat tiba di rumah. Sejujurnya,badan nggak ingin pergi…letih dan letih. Mendadak istri berkata: “Ayo berangkat…jangan menahan kebaikan bagi orang yang berhak menerimanya.” Mendengar itu semangatku pun terbangun. Ya…tadi malam kami harus ke Tangerang dan mendoakan dan sedikit memberikan bantuan kepada seorang jemaat yang subuh tadi harus berangkat pulang kampung bersama istri dan 4 orang anaknya, termasuk yang masih diperut sang istri.

Aku sedih…dan menangis saat memeluk bapak itu dan memeluk satu-satu anak-anak mereka yang masih kecil. Mereka adalah jemaat yang dipercayakan untuk aku gembalakan pada awal aku terjun di ladang pelayanan tujuh tahun lalu. Memang sekarang aku sudah tidak menjadi gembala mereka lagi, tetapi aku merasa satu lagi sahabatku harus menyerah karena gagal menaklukkan kerasnya ibu kota. Setelah tiga belas tahun meninggalkan kampong halamannya di Kupang, NTT tanpa pernah sekalipun mudik, ia “dipaksa” keluarganya mudik karena prihatin dengan keadaan keluarganya yang kerap kekuragan di ibu kota.

Aku menangis dan menjerit dalam hatiku: “Tuhan maafkan aku dan juga gerejaMu yang tidak mampu menjadi jembatan agar domba kepunyaanMu itu menjadi umat yang lebih sejahtera secara jasmani dan rohani.” Tangisku semakin terisak manakala aku sadar bahwa aku ini sangat lemah dan sangat terbatas. Sejurus kemudian aku berseru agar Tuhan yang tak terbatas itu memimpin keluarga itu menuju hidup jasmani dan rohani lebih baik lagi. Semalam di sepanjang jalanan yang aku lalui aku berdoa agar aku diberkati lebih dari saat ini. Aku dibuat mengembang ke kanan dan ke kiri, jasmani - rohani seperti Yabes (I Tawarikh 4:10) agar aku dapat membuat orang lain mengembang pula secara jasmani dan rohani. Amin!

CoretanHarian

Kriiiiiiiiiiiing…!!!!

Baru kemarin pagi baca dan merenungkan perumpamaan Tuhan tentang penggarap kebun anggur, di Mat. 20:1-16. Memang di bagian awal penulis Matius sudah memberitahukan bahwa Yesus sedang berbicara tentang Kerajaan Allah dalam bagian itu. Tetapi aku belajar lagi tentang sebuah kebenaran dari sudut pandang yang lain, yaitu tentang otoritas Tuhan. Dia punya hak penuh untuk mengelola milik-Nya, Dia punya hak untuk membuat peraturan-peraturan terhadap pekerja upahannNya, sekali lagi karena Dia adalah Bos! Doaku: “Tuhan aku bersyukur kepadaMu karena berkenan menerimaku mengabdi kepadaMu. Engkau adalah Bos yang baik walau banyak kali tak terselami oleh sempitnya nalar. Engkau tidak pernah berhenti merancang hal yang baik bagi para karyawanMu karena Engkau adalah Bos yang selalu ingin berbagi . Terima kasih karena Engkau mau menjadi Bos bagi orang kecil sepertiku.”

Ditengah repotnya menyiapkan khotbah buat pelayanan 13 Desember 2008 ini, dua-tiga kali aku berpedih rasa dan mikirin kewajiban keuangan yang harus aku selesaikan tapi belum mampu aku selesaikan . Syukur…khotbahnya kelar juga. Tapi malam, jam 9 an kepikiran lagi dan aku ngomong ke istriku tersayang: “Koq..tiap tahun asal mau bayar sewa rumah, kita keteteran ya…?? “ Syukur lagi, punya istri baik yang bilang: “Ngga’ keteteran lah…pasti ada!” Jujur,pas lagi begitu…lupa saat teduh pagi tadi kalau Bosku itu baik! Dan tidak pernah berhenti merencanakan yang baik.

Syukur juga ada Syamarel dan Sava yang membuat aku meangacuhkan kebimbanganku sendiri. Dengan bermain dan bercanda bersama mereka aku tersenyum lagi! Kriiiiiiiiiing…..21.49 Wib, Ponselku bordering. “….ada apa lagi pikirku..” Di seberang sana ada seseorang berkata saya baru transfer…..juta.” Bengonglah aku! Waktu istriku nanya, aku jelasin singkat dan dia balik nanya: “Kamu bilang apa…ke dia?” Jujur aku ngga’ bilang apa-apa. Bingung…bengong…Shocked! Thanks God! Hidup lagi aroma saat teduh pagi hari. Tuhan itu Bos yang baik. Dengan mudahnya Ia berbisik lembut kepada seseorang: “Pergi ke ATM…Transfer duit ke Nanang!” Thanks God, semua milikMu,Kau punya hak penuh atas semua. Matius 20:15 “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku?....” Kau berhak lakukan apapun Tuhan! You’re my big Boss!