Sabtu kemarin, 13 Desember 2008 pergi ke doter spesialis anak untuk imunisasi si kecil. Meski bangun pagi-pagi dan masih ngantuk, Nampak sekali raut mukanya berseri karena di tahu mau diajak pergi. Tapi sampai di depan meja dokter mendadak raut mukanya berubah marah dan tidak suka dengan dokter yang memeriksanya. Ditimbang badan sudah marah dan menangis apalagi saat jarum suntik mulai di buka di depan matanya. Tangis kerasnya makin memenuhi ruang praktek doter.
Sebagai bapak, hatiku teriris mendengar teriakan dan tangisnya. Makin tak tahan manakala melihat jarum suntik itu menembus pahanya yang berisi. Itulah sekian detik yang menyakitkan buat aku. Tetapi aku harus bersabar dan menahannya karena aku tahu itu baik untuk kesehatannya di masa depan. Saat itu pasti menyakitkan buat si kecil, tetapi kelak dia akan tumbuh kuat dengan daya tahan tubuh yang baik pula.
Peristiwa itu sama halnya dengan jeritan kita saat menghadapi ujian yang menyesakkan. Pusing…susah tidur…susah makan…dan aneka rasa lainnya yang tidak enak. Tetapi jika kita renungkan lagi dengan sabar, bukankah Tuhan kita adalah perancang agung? Seperti diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 92:6 : Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Jika Dia adalah perancang yang besar, tentu saja setiap detil peristiwa yang kita alami berada dalam garis tujuan yang tak pernah terselami oleh kedangkalan logika manusia. Dan garis tujuan yang ditarikNya itu adalah kebaikan, sebab itulah sabdaNya dalam Yeremia 29:11.
Jarum suntik imunisasi memang menakutkan bagi si kecil dan bagi aku yang melihatnya. Tetapi aku aku percaya bahwa besok anakku akan tumbuh lebih sehat dan kuat. Ujian…tantangan memang menyesakkan bagi kita, tidak ada orang yang berharap akan mengalaminya,tetapi esok pasti menghasilkan buah, tepat seperti dijanjikanNya: Ibrani 12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar