Rabu, 17 Februari 2010

Renungan

HIDUP DAN MENJADI YANG TERBAIK
(Kej. 10:6-12)

Hidup kita di bumi ini boleh dikata tak lebih dari sepenggal drama bertitel “Pengembaraan dalam Kefanaan.” Hal ini karena pendeknya masa pengelanaan itu dan cepatnya hari-hari itu kita lewati. Seorang pengelana bernama Musa pernah berujar : “ Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.” Tetapi akan menjadi sebuh ironi jika masa-masa yang singkat dalam hidup itu kita biarkan berlalu begitu saja. Rugi bagi kita kalau hidup hanya untuk ngantri mati. Simaklah baris-baris syair berikut yang menunjukkan betapa berharganya hidup ini:
Hidup itu indah, sayang jika dihabiskan untuk berkeluh kesah
Hidup itu manis, rugi jika dihabiskan hanya untuk menangis
Hidup juga terjal dan tak akan ada puncak jika kita terus bersandar ditepi bantal
Hidup juga penuh persimpangan dan kita akan tersesat tanpa pegangan.

Sahabat, jika kita jeli mencermati Kejadian 10:1-32 yang berisi daftar keturunan Sem, Ham dan Yafet, maka kita menemukan satu nama yang diulas lebih banyak oleh penulis Kitab Kejadian daripada nama-nama lainnya. Sosok tersebut adalah Nimrod (Kej. 10:8-12). Nimrod adalah seorang penguasa mula-mula dalam tatanan masyarakat purba. Memang kemudian Tuhan menyerakkan menara kesombongan kaum yang dipimpin Nimrod, tetapi dari sisi pengembangan diri tampak sekali Nimrod adalah sosok manusia yang terus melatih kapasitasnya hingga Alkitab versi King James mengatakan pada ayat 8: “he began to be a mighty one...” Sahabat, tahukah engkau bahwa kata “mighty /berkuasa” di sana diterjemahkan dari kata gibbor-gibbor yang mengandung makna orang yang kuat, seorang pejuang, seorang pahlawan, seorang pemimpin dan juga juara. Luar biasa pria ini! Ia tidak hanya bermimpi tapi juga berjuang mewujudkan mimpi itu.
Sahabat, manusia diciptakan oeh Allah menurut gambar dan rupaNya. Ini berarti di dalam diri kita terkandung potensi yang luar biasa dan harus kita kembangkan tanpa pernah putus asa.

Olimpiade Beijing 2008 yang lalu juga mencatat sejarah perjuangan seorang wanita cacat yang berlaga melawan orang-orang normal. Walau tidak menjadi juara tetapi perjuangan Natalie Du Toit dalam lomba marathon renang sungguh menginspirasi. Dia tidak menyerah dengan kaki kirinya yang harus diamputasi mulai dari lutut ke bawah, ia melatih dirinya hingga dalam kualifikasi menempati peringkat kedua dengan catatan waktu 2 jam 2 menit 7,8 detik, terpaut 5,1 detik dari sang juara Larisa Ilchenko. Du Toit mengalahkan banyak perenang dengan tubuh normal. Sahabat, janganlah menyerah apapun keadaanmu dan jadilah yang terbaik!
Hari ini mulailah menapak dengan penuh keyakinan bahwa langkah kecil kita hari ini akan menghasilkan sejarah besar di esok hari. Jangan ragu. Percayalah, bersamNya kita pasti mampu menjadi pembuat sejarah. Ingat janjinya dalam Kejadian 12:2: “ Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.”

Tidak ada komentar: